Orang-orang sering menganggap bahwa Bumi selalu bisa memenuhi kebutuhan kita. Ketahanan dalam siklus Bumi kerap ditafsirkan sebagai alam raya yang selalu memberi’. Namun, saat ini anggapan itu tengah diuji. Perkembangan peradaban manusia justru menimbulkan dampak lebih besar. Dalam riset yang terbit 1 Juni lalu, kelompok ilmuwan termasuk kami yang tergabung dalam organisasi Earth Commission memetakan delapan batasan yang “aman” dan “adil” di lima sistem yang ada di bumi. Di antaranya adalah perubahan iklim, biosfer seluruh tempat tinggal makhluk hidup, air bersih, dan penggunaan unsur hara dalam pupuk, dan polusi udara. Riset ini sekaligus menjadi penelitian pertama untuk mengetahui batasan dalam perubahan sistem Bumi sekaligus dampaknya bagi manusia. “Aman” berarti batasan tersebut berguna agar sistem planet kita tetap aman dan tangguh. Sementara itu, “adil” berarti batasan ini juga bertujuan meredam bahaya besar yang dapat terjadi kepada manusia. Keduanya menjadi tolok ukur kesehatan Bumi. Pemeriksaan kesehatan Bumi bukanlah pekerjaan sederhana. Riset ini membutuhkan kepakaran dari 51 peneliti kawakan bidang ilmu alam maupun sosial. Kami menggunakan metode seperti pemodelan, tinjauan literatur, dan penilaian ahli. Kami pun menilai faktor-faktor seperti risiko titik kritis, penurunan fungsi sistem Bumi, variabilitas historis perbedaan dari waktu ke waktu, dan efeknya bagi manusia. Yang mengkhawatirkan, kami menemukan umat manusia telah menyebabkan terlampauinya batas aman dan adil bagi empat dari lima sistem Bumi. Secara global, hanya polusi udara yang kami anggap belum parah. Umat manusia membutuhkan tindakan mendesak, berdasarkan ilmu pengetahuan terbaik, untuk mengatasinya. Ilustrasi ini menunjukkan bagaimana kita telah menembus hampir semua delapan batas sistem Bumi yang aman dan adil secara global. Author provided Apa yang kami temukan? Penelitian kami berbasiskan konsep ambang batas Bumi – gagasan yang dicetuskan para ilmuwan sejak 2009. Kami lalu mencoba mengukur seperti apa batasan yang adil dan aman bagi seluruh makhluk. Batasan yang aman dan adil kami tetapkan dari skala lokal ke global agar bisa digunakan untuk mengukur dan mengelola seluruh sistem di Bumi. Bahkan, dalam konteks keanekaragaman hayati, areanya bisa hanya seluas 1 km². Skala ini penting karena ada peran alam yang hanya berlangsung di tingkat lokal. Inilah ambang batas tersebut 1. Batasan iklim – pemanasan tak melebihi 1℃ Perjanjian Paris menyepakati pembatasan pemanasan suhu global sampai ke Tujuannya untuk menghindari risiko besar yang memacu kejadian iklim berbahaya. Saat ini, kita melihat pemanasan membuat banyak orang terimbas bencana terkait iklim. Contohnya adalah gelombang panas yang terjadi baru-baru ini di Cina, kebakaran di Kanada, banjir besar di Pakistan, kekeringan di Amerika Serikat AS dan kawasan Horn of Africa wilayah semenanjung di Afrika Timur. Dalam peningkatan suhu ratusan juta orang dapat terdampak temperatur tahunan yang melebihi 29℃. Angka ini melampaui batasan aman bagi manusia sehingga bisa mematikan. Itulah mengapa upaya memangkas emisi karbon jadi sangat mendesak. 2. Ambang batas biosfer Perluas ekosistem alami hingga 50-60% dari luas Bumi Kesehatan biosfer penting dalam menjamin kondisi aman dan adil melalui penyimpanan karbon, pengaturan siklus air dunia dan kualitas tanah, perlindungan serangga penyerbuk, dan beraneka jasa ekosistem. Untuk melindungi jasa ekosistem, kita membutuhkan ekosistem alami yang terjaga sebesar 50-60% dari luas bumi. Riset terbaru menempatkan besaran ekosistem alami sebesar 45-50% yang mencakup daratan berpenduduk jarang seperti sebagian Australia dan hutan hujan Amazon. Kedua area tersebut bahkan tengah tertekan karena aktivitas manusia dan perubahan iklim. Dalam satu km² kawasan manusia mencakup peternakan, kota, permukiman, dan kawasan lainnya kita membutuhkan setidaknya 20-25% area untuk ekosistem alami. Saat ini, hanya sepertiga dari kawasan manusia yang memenuhi batas minimum ini. Perlindungan biosfer berarti memastikan keberadaan ekosistem alami di tengah peradaban manusia. Shutterstock 3. Batasan air Menjaga air tanah dan melindungi air sungai Debit air yang terlalu banyak bisa bermasalah seperti banjir di Australia dan Pakistan. Namun, pasokan air yang amat sedikit juga menjadi petaka, seperti kekeringan ekstrem yang mengganggu produksi pangan. Untuk menyeimbangkan daur air, kita harus menjaga agar penambahan atau pun pengambilan air sungai tak melebihi 20% dari total debitnya dalam sebulan. Batasan tersebut ini belum mencakup faktor lingkungan di masing-masing daerah aliran sungai. Saat ini, dengan rata-rata arus air global setahun, 66% kawasan daratan dunia masih belum melampaui batas. Namun ada dampak signifikan dari permukiman penduduk separuh dari populasi dunia tinggal di kawasan ini. Air tanah di permukiman juga disedot habis-habisan. Saat ini, hampir separuh daratan dunia menjadi tempat pengisapan air tanah berlebihan. Air bersih amat penting bagi kehidupan di Bumi. Pengisapan air berlebihan sangat berbahaya. Shutterstock 4. Batasan pupuk dan unsur hara Kurangi separuh limpasan air mengandung pupuk Kala petani menggunakan pupuk berlebihan, hujan membawa nitrogen dan fosfor dari tanah ke sungai dan laut. Keduanya bisa menyebabkan ledakan alga yang merusak ekosistem dan memperburuk kualitas air minum. Ironisnya, masih banyak daerah pertanian di negara miskin tak memiliki stok pupuk yang cukup. Inilah yang namanya ketidakadilan. Di seluruh dunia, penggunaan nitrogen dan fosfor sudah melampaui batas aman dan adil hingga dua kali lipat. Pengurangan pemakaian pupuk berlebihan di banyak negara juga bisa menaikkan penggunaan pupuk di negara lain yang kekurangan. 5. Batas aman polusi aerosol Pangkas polusi udara dan kurangi perbedaan antarnegara Penelitian terbaru memaparkan perbedaan konsentrasi polutan aerosol di antara belahan bumi Utara dan Selatan dapat mengganggu pola aliran angin dan monsun. Artinya, polusi udara juga bisa mengganggu sistem cuaca. Saat ini, konsentrasi aerosol belum mencapai level yang bisa mengubah cuaca. Namun, polusi partikel debu dikenal sebagai PM 2,5 di udara di banyak negara tetap berbahaya karena mengakibatkan kematian 4,2 juta jiwa dalam setahun. Kita harus memangkas polutan ini ke level yang aman – sekitar 15 mikrogram per meter kubik udara. Kita harus bertindak Kita harus segera bertindak menuju masa depan yang aman dan adil future dengan cara yang adil pula. Supaya peradaban manusia tak lagi mengganggu keseimbangan Bumi, kita harus mengatasi berbagai cara yang menyebabkan kerusakan planet ini. Kita harus mulai menetapkan dan mencapai target yang berbasiskan sains. Batas-batas aman yang sudah ditetapkan juga harus diterjemahkan oleh pemerintah dalam bentuk kebijakan. Caranya dengan menciptakan aturan dan sistem berbasiskan insentif untuk mendorong perubahan. Penting bagi kita untuk mematok batas dan target. Perjanjian Paris memang memicu aksi perlindungan iklim yang cepat. Kita membutuhkan langkah serupa agar masih ada udara bersih, air bersih, serta menjaga kehidupan bagi manusia dan seluruh alam. - Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Earth Commission, yang diselenggarakan oleh Future Earth, sebagai komponen sains dari Global Commons Alliance.
Penjelasansingkatnya, Sejarah Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar disebut revolusi. Baca Juga: Mengidentifikasi potensi gerak peserta didik dan memilih materi sesuai kebutuhan peserta didik maka guru perlu memodifikasi kegiatan belajar Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENDAHULUAN Perubahan sosial di dalam masyarakat terjadi sebagai konsekuensi alamiah masyarakat selayaknya organisme biologis dalam tafsiran Herbert Spencer 1820-1903. Di mana perubahan sosial masyarakat tersebut bukan dalam konteks biologis yang melekat pada anatomi tubuh dan metabolismenya, namun bagi Spencer, perubahan tersebut mengacu pada terjadinya perubahan pada struktur sosial masyarakat dan fungsi sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Di mana dalam konteks mutakhir adalah terjadi perubahan sosial dalam masyarakat yang diakibatkan pandemi Covid-19.[1] Pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia tidak hanya berbahaya bagi kesehatan manusia, namun juga berdampak buruk terhadap perubahan sosial di dalam kehidupan masyarakat, baik terkait aspek perekonomian, pendidikan, kehidupan keagamaan, kebiasaan hidup sehari-hari maupun persoalan sosial lainnya. Pandemi Covid-19 menimbulkan perubahan besar terhadap tatanan kehidupan masyarakat. Perubahan yang kelihatan jelas akibat Covid-19 adalah adaptasi masyarakat dunia terhadap teknologi. Di mana terjadi perubahan radikal dalam hampir seluruh aktivitas masyarakat, baik perubahan yang berdampak secara ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat dan ancaman resesi dunia; perubahan ritual keseharian baik dalam interaksi sosial-budaya-keagamaan, seperti perayaan kelahiran anak, pernikahan ataupun penguburan jenazah yang dilaksanakan secara online dan terbatas; termasuk pembatasan dalam pelaksanaan ibadah shalat, pembagian zakat ataupun daging kurban; bahkan terjadi penundaan beragam peribadatan seperti ibadah haji-umrah, ziarah suci, mudik lebaran, dan lain sebagainya untuk satu alasan keselamatan jiwa. Perubahan penting lainnya, terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan, tata kelola dan layanan pemerintahan, aktivitas produksi perusahaan dan unit usaha, serta pertumbuhan dan hubungan dalam keluarga. Perubahan besar yang terjadi akibat pandemi Covid-19 juga menimbulkan kekhawatiran besar tidak hanya terhadap meningkatnya kekerasan yang terjadi dalam keluarga, jatuhnya banyak korban kekerasan terutama perempuan dan anak-anak,4 termasuk pergeseran pendidikan anak-anak di sekolah dan kampus kepada peran sentral orang tua, terutama peran ibu sebagai akibat pembelajaran tatap muka di kelas digantikan oleh pembelajaran daring di rumah.[2] KAJIAN TEORIPerubahan Sosial Menurut Teori Fungsional Struktural Teori Fungsionalisme Struktural berpandangan, secara fungsional masyarakat itu merupakan sistem yang terintegrasi dalam bentuk keseimbangan. Menurut Talcott Parsons yang menjadi syarat fungsional dalam sistem di masyarakat dapat dianalisis, yakni terkait struktur maupun tindakan sosial. Talcott Parsons menghubungkannya dengan empat persyaratan fungsional untuk menganalisis proses perubahan, yang dikenal dengan istilah AGIL Ian Crab, 1992.[3] Yaitu Adaptation adaptasi, sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat, sistem harus menyesuaikan dengan lingkungannya. Agar sistem berjalan baik, setiap masyarakat harus mempunyai kemampuan memobilisasi sumber daya pada lingkungannya. Goal attainment pencapaian tujuan yaitu suatu sistem sosial wajib mendefinisikan dan mencapai tujuan utama. Memaksimalkan kemampuan sosial masyarakat dalam mencapai tujuan bersama merupakan fungsi goal-attainment. Integration integrasi yaitu sistem harus mengatur hubungan antar bagian-bagian yang menjadi komponennya, melakukan koordinasi dan memelihara hubungan antar unit sistem yang ada. Sistem juga harus mengatur hubungan fungsi lain adaptation, goal attainment, latency. Latency pemeliharaan pola yaitu sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi-motivasi tersebut. Masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilainilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan Grathoff, 2000. Menurut pandangan ini, masalah fungsional utama adalah bagaimana cara individu memotivasi dan menetapkan individu pada posisi mereka yang “tepat”. Dalam sistem stratifikasi, hal ini dapat diturunkan menjadi dua masalah. Pertama, bagaimana cara masyarakat menanamkan kepada individu yang “tepat” itu keinginan untuk mengisi posisi tertentu? Kedua, setelah individu berada pada posisi yang tepat, lalu bagaimana cara individu menanamkan keinginan kepada mereka untuk memenuhi persyaratan posisi mereka Ritzer dan Goodman, 2010. Fungsi dikaitkan sebagai segala kegiatan yang diarahkan kepada memenuhi kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari sebuah sistem. Ada empat persyaratan mutlak yang harus ada supaya termasuk masyarakat bisa berfungsi. Keempat persyaratan itu disebutnya AGIL. AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal, Attainment, Integration, dan Latency. [4]Konsep Sosial Ekonomi Sosial ekonomi adalah aktifitas yang menyangkut seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup ekonomi. Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering di bahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial merujuk pada objek yakni masyarakat. sedangkan pada deperteman sosial merujuk pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persosalan yang di hadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekarjaan terkait dengan kesejahteraan sosial. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat. Sedangkan, dalam konsep sosiologi manusia manusia sering disebut sebagai mahluk sosial yang artinya; manusia tidak dapat hidup wajar tanpa ada bantuan orang lain di sekitar sehingga katakata sosial dapat di afsirkan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat. Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa yunani yakni “oikos”yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos peraturan aturan hukum. Maka, secara garis besar ekonomi diartikan sebagai peraturan rumah tangga atau menejemen rumah tangga. Dalam penelitian yang dimaksud dengan ke hidupan sosial ekonomi adalah menyangkut ciri/kondisi serta kegiatan atau aktivitas dari masyarakat dalam melakukan segala usaha dengan cara bekerja untuk memenuhi kebutuhan dalam peningkatan kesejahteraan hidup. Gambaran manusia sosial ekonomi pada zaman ini sudah berada pada tingkat yang lebih tinggi. Kehidupan ekonomi sudah berada dibawah suatu sistem teknologi modern. Kehidupan sosial pun berada di bawah bayangan laju pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Kehidupan sosial ekonomi menggambarkan suatu keadaan sosial dan keadaan ekonomi suatu pendidikan dalam perspektif Speed Space Paul Virilio Keberadaan virus Covid-19 telah memberikan dampak ke berbagai ranah, terutama ranah pendidikan. Sejak pengumuman resmi yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020 terkait penemuan kasus pertama Covid-19 di Indonesia Nasir et al.,2020. Pandemi telah mengakibatkan krisis yang berujung pada lahirnya berbagai segregasi dalam bidang pendidikan. Hal itu tidak terlepas dari penyebaran virusnya yang semakin hari semakin tidak dapat terelakan Telaumbanua, 2020. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud SelengkapnyaItulahPenjelasan dari pertanyaan Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial budaya dalam kehidupan masyarakat disebut? Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Berikut adalah isi Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura), kecuali? lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung ajukan lewat kotak komentar dibawah
Perubahan sosial adalah perubahan perilaku, hubungan, lembaga atau struktur sosial yang terjadi akibat ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda karena kondisi geografis, kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi atau karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru di masyarakat. Perubahan sosial terjadi karena proses yang dialami dalam kehidupan sosial yaitu perubahan yang mengenai sistem dan struktur sosial. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat ada perubahan yang direncanakan, perubahan yang tidak direncanakan, perubahan yang cepat dan perubahan yang lambat. Perubahan sosial pada masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidaklah sama, karena perubahan sosial tidak selalu terjadi pada semua ruang lingkup struktur sosial dalam masyarakat. Perubahan ini menyangkut pada seluruh segmen yang terjadi di masyarakat pada waktu tertentu. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat. Berikut definisi dan pengertian perubahan sosial dari beberapa sumber buku Menurut Soekanto 2005, perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah di terima, baik karena kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi mau pun karena adanya di fusi atau pun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Menurut Bungin 2008, perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau dipengaruhi oleh unsur menyesuaikan diri dan menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru. Menurut Muin 2006, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Menurut Sztompka 2010, perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu. Jenis-jenis Perubahan Sosial Jenis perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat bisa dalam berbagai bentuk, mulai dari hal yang kecil hingga besar, secara cepat maupun lambat, direncanakan maupun tidak. Menurut Soekanto 2005, bentuk-bentuk perubahan sosial adalah sebagai berikut Perubahan sosial lambat evolusi. Yaitu perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan ada serangkaian perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat pula. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena usaha masyarakat menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul. Perubahan sosial cepat Revolusi. Perubahan-perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara manusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan. Perubahan sosial kecil. Yaitu perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial, tetapi tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan sosial besar. Perubahan besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Perubahan sosial yang direncanakan. Merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat yang dinamakan agent of change. Perubahan sosial yang tidak direncanakan. Yaitu perubahan yang berlangsung begitu saja dan diluar jangkauan pengawasan masyarakat serta dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. sebagai contoh bertambahnya jumlah pengangguran. Proses Perubahan Sosial Perubahan di masyarakat senantiasa terjadi. Perubahan tersebut dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat dalam satu waktu dengan keadaan yang lampau. Menurut Bertrand 1980, proses terjadinya perubahan sosial adalah sebagai berikut a. Difusi Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu individu ke individu yang lain, dari satu golongan ke golongan yang lain, atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui Pementasan damai penetration pacifique, yaitu masuknya unsur baru kedalam masyarakat tanpa tanpa paksaan dan kekerasan. Misalnya masuknya kebudayaan islam ke masyarakat Indonesia. Perembesan dengan kekerasan penetration violente, yaitu masuknya unsur baru kedalam masyarakat yang diwarnai dengan paksaan dan kekerasan sehingga terkadang merusak kebudayaan setempat. Simbiotik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. b. Akulturasi Akulturasi atau kontak kebudayaan merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaannya tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asal. c. Asimilasi Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan berbeda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan dari masing-masing golongan tersebut berubah sifatnya dari yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda dengan asalnya. d. Akomodasi Akomodasi atau dikenal pula dengan sebutan adaptasi. Akomodasi dapat berarti keadaan atau proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi menunjuk kepada adanya keseimbangan dalam interaksi antara individu dengan kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan sosial. Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut Konsoliasi, merupakan pengendalian konflik melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan terjadinya difusi dan pengambilan keputusan diantara pihak-pihak yang berlawanan mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan. Mediasi, adalah menunjuk pihak ketiga untuk memberikan nasihat-nasihat tentang bagaimana caranya menyelesaikan pertentangan-pertentangan diantara golongan yang bertikai. Arbitrasi, pengendalian konflik dengan arbitrasi perwasitan hampir sama dengan mediasi akan tetapi pihak yang bertikai dengan suka rela menerima putusan yang dibuat. Kompromi, yaitu antara pihak yang bertikai saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian masalah. Coercion, merupakan bentuk pengendalian konflik yang dilakukan karena adanya paksaan. Dalam hal ini salah satu pihak berada dalam keadaan lemah dari pihak lainnya. Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial Menurut Soekanto 2005, faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial adalah sebagai berikut Adanya kontak dengan kebudayaan lain. Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada. Sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak. Sikap menghargai hasil karya orang lain. Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain. Sistem terbuka masyarakat open stratification. Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Orientasi ke masa depan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial di masyarakat adalah sebagai berikut Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis. Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain terjajah. Sikap masyarakat yang masih sangat tradisional. Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif kolot. Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaan. Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat vested interest. Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan. Adanya sikap tertutup dan prasangka terhadap hal baru asing. Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut. Adat atau kebiasaan yang telah mengakar. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki. Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu perkembangan kehidupan manusia. Daftar Pustaka Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta Raja Grafindo Persada. Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Muin, Idianto. 2006. Sosiologi. Jakarta Erlangga. Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta Prenada. Gillin dan Gillin. 1954. Cultural Sociology a Revision of an Introduction to Sociology. New York The Millan Company. Bertrand, Alvin L. 1980. Sosiologi Kerangka Acuan, Metode Penelitian, Teori-teori tentang sosialisasi, kepribadian dan kebudayaan. Surabaya Bina usaha.